Saya sedang online, silahkan masuk

11.25.2008

Museum Konferensi Asia Afrika

Museum Konferensi Asia Afrika terletak di Jalan Asia Afrika No. 65, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung. pada garis koordinat 06º55'15,5" LS dan 107º36'35,4" BT. Letaknya berdampingan dengan Gedung Merdeka dengan batas utara: Jalan Naripan, timur: Jalan Braga, selatan: Jalan Asia Afrika dan barat: Gedung Merdeka. Kini kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan pusat perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi roda 4 atau 2 maupun dapat menggunakan kendaraan umum yang selalu bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall (Stasiun Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.

Gedung museum dibangun pada tahun 1940 oleh arsitek A. F. Aalbers dan gaya arsitektur modernism with ArtDeco Influences, menjelang peringatan Konferensi Asia Afrika ke 25 tahun 1980, atas gagasan Prop. DR. Mochtar Kusumaatmaja, SH (Menlu RI 1978-1988), maka museum konferensi Asia Afrika didirikan dengan surat keputusan No. 194/07/80/01 dan 0185a/U/1980. Baru pada tanggal 24 April 1980 sebagai puncak peringatan acara KAA ke 25 diresmikannya Museum KAA oleh Presiden Soeharto. Museum ini berada bagian timur Gedung Merdeka Bandung, pembangunan museum ini dimaksudkan untuk museum sejarah politik luar negeri.
Adapun tujuan didirikan Museum Konferensi Asia Afrika adalah :
1. Menyelamatkan, mengumpulkan, memelihara, mengolah dan menyajikan untuk umum peningalan-peninggalan dan informasi yang berkaitan dengan KAA, dan bertalian dengan sosial budaya dan peranan bangsa-bangsa Asia Afrika khususnya bangsa Indonesia, dalam percaturan politik dan kehidupan manusia.
2. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan untuk umum buku-buku, majalah, surat kabar, penerbitan lain, dokumen dan lain-lain yang berisi uraian dan informasi mengenai kegiatan dan peranan bangsa-bangsa Asia Afrika dalam percaturan politik dan kehidupan dunia serta tentang sosial budaya guna menunjang kegiatan-kegiatan pendidikan dan ilmiah dikalangan pemuda bangsa Indonesia dan Asia Afrika umumnya.
3. Menunjang usaha-usaha untuk menciptakan saling pengertian dan persamaan pendapat serta meningkatkan volume kerjasama diantara bangsa-bangsa di dunia umumnya.
4. Menunjang usaha-usaha dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional, pendidikan generasi muda dan peningkatan pariwisata.
Museum Konferensi Asia Afrika mempunyai daya tarik wisata yang kuat karena gedung museum merupakan bangunan kuno dan koleksi museum menampilkan jejak-jejak peristiwa bersejarah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika, dan perkembangannya. Selain itu letaknya berada di kawasan bangunan-bangunan kuno di sekitar kawasan alun-alun. Maka dapat dijadikan pilihan berkunjung bagi pelajar/mahasiswa yang ingin menambah wawasan tentang sejarah KAA dan negara-negara Asia-Afrika, dan museum ini telah dibuka untuk umum.


Tidak ada komentar: