Saya sedang online, silahkan masuk

11.25.2008

Hotel Savoy Homann

Hotel Savoy Homann terletak di Jl. Asia Afrika No. 61, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, secara geografis berada dan pada garis koordinat 06º55'17,8" LS dan 107º36'37,8" BT, di kawasan kota bersejarah alun-alun Kota Bandung, letaknya di kiri depan Gedung Merdeka. Hotel ini berbatasan dengan batas utara: Jalan Asia Afrika, batas Timur: Kantor Keuangan, batas selatan gang kecil, batas barat: Jl. Homan/Toko Padang. Sekarang kawasan telah menjadi kawasan perkantoran dan pusat perdagangan, dan untuk mencapainya dapat menggunakan kendaraan pribadi roda 4 atau 2 dan dapat menggunakan kendaraan umum (bis/angkot) yang selalu bolak-balik melewati kawasan dari Terminal Bis Cicaheum, Stasiun Hall (Stasiun Kereta Api) atau dari Terminal Bis Leuwipanjang.

Hotel ini dibangun pada tahun 1880, pemiliknya warga negara Jernam bernama A. Homann, yang namanya diabadikan sebagai nama hotelnya yaitu Hotel Savoy Homann. Gedung hotel ini telah mengalami beberapa kali pemugaran dari sejak dibangun sampai sekarang. Tahun 1880, hotel ini bernama Hotel Pos Road dengan gaya arsitektur Baroq, tahun 1883 menjadi Gothic Revial, tahun 1910 ada penambahan gedung baru, tahun 1938 gedung lama yang bergaya gothic dibongkar dan diganti dengan International Style (Modern Fungsional ArtDeco geometrik). Bangunan Hotel Savoy Homann yang ada seperti sekarang ini adalah hasil karya arsitek AF. Aalbers dan R. A. Dewall.
Hotel ini terus mengalami penataan dan perbaikan namun kegiatan ini tampaknya tidak menyalahi konsep-konsep pelestarian. Hotel ini berdiri diatas areal seluas 10.074 m2 dengan luas gedung 11.185 m2 (bangunan bertingkat). Arsitektur bangunan sangat menarik, dengan permainan bentuk bangunan plastis kurva linier dan didominasi oleh garis horizontal serta dilengkapi dengan menara tunggal yang menjulang tinggi, berperan sebagai penata perhatian. Hotel ini merupakan bangunan sudut (terletak pada salah satu sudut dari simpang empat Jl. Braga-Jl. Homann dengan Jl. Asia Afrika) yang dirancang sangat menarik dan khusus sehingga mampu berperan sebagai “ciri atau penanda” yang dapat dijadikan patokan (ruang kota) bagi pengamatnya.
Hotel Homann selain digunkan untuk Hotel, pada tahun 1941- 1945 dipergunakan sebagai wisma PMI, tahun 1945-1948 sebagai wisma Jepang, tahun 1949 sebagai hotel lagi dan tahun 1955 digunakan untuk menginap para delegasi Konferensi Asia Afrika (Nasser, Ir Soekarno, Chuo En Lai, Nehru dll). Tahun 1987 hotel ini dibeli oleh HEK Ruhiat dan fungsinya tetap sebagai hotel.
Hotel Savoy Homann merupakan salah satu hotel terbesar di Asia Tenggara pada masanya, dikelola oleh Fr. J. Van Es yang pernah mengelola hotel des Indes di Batavia Jakarta selama lima tahun. Hotel tersebut memperoleh kepercayaan dari pemerintah sebagai tempat terselenggaranya beberapa konferensi tingkat internasional seperti : Konferensi Asia Afrika, Konferensi P.A.T.A, Konferensi Islam Asia Afrika, dan lain-lain.
Hotel Savoy Homann dapat dijadikan sebagai objek wisata sejarah karena berada berdekatan dangan bangunan-bangunan kuno di sekitar kawasan alun-alun. Hotel ini relatif banyak diketahui keberadaannya oleh masyarakat, dan banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di hotel ini yang dapat diinformasikan kepada pengunjung, selain itu dari segi arsitektur unik dan khas dapat dijadikan sebagai kajian arsitektur Kolonial Hindia Belanda di Indonesia.


Tidak ada komentar: