Saya sedang online, silahkan masuk

11.25.2008

Masjid Cipari Wanaraja

Masjid Cipari Wanaraja dapat dicapai dari Terminal Cileunyi Bandung ke Terminal Ciawitali Garut Kota dengan waktu tempuh ± 1,5 jam. Kemudian menuju lokasi dengan menggunakan angkutan kota satu kali jurusan Wanaraja sekitar 50 menit dengan jarak ± 4 Km dari Kecamatan Wanaraja dan ± 12 Km dari ibukota kabupaten. Selanjutnya dapat dicapai dengan naik ojeg dengan jarak ± 1 km sekitar 5-10 menit dengan tarif sekitar Rp 3000,-Mesjid Cipari Wanaraja berada di dalam Kampung Babakan Cipari, Desa Cipari, Kecamatan Pangatikan, pada posisi koordinat: 7º 09’ 171” LS 107º 59’ 764’’ BT.

Mesjid ini didirikan pada masa Kolonial Hindia Belanda, tepatnya tahun 1936. Pendirinya adalah K.H. Yusuf Taudziri. Batas-batas mesjid sekarang, di sebelah utara adalah Kampung Pinggirsari dan Kampung Tegalkiang Kecamatan Sukawening, selatan adalah Kampung Babakan Cipari dan Kampung Ci Kecamatan Pangatikan, barat adalah Pasar Karangsari Kampung Cimaragas dan pesawahan Kecamatan Pangatikan, dan sebelah timur adalah sawah dan makam Kecamatan Sukawening
Mesjid ini selain berfungsi sebagai mesjid dan pesantren, pada zaman kolonial digunakan sebagai tempat latihan perang, pertahanan, dan berdirinya PSII cabang Garut; Pada zaman kemerdekaan sebagai basis latihan tentara pejuang dan dapur umum; zaman pemberontakan DI/TII dijadikan tempat pengungsian, perawatan pejuang yang terluka ketika kembali dari hijrah ke Yogyakarta, tempat perlindungan para pejuang dan keluarganya, dapur umum, serta latihan perang; Pada zaman G30S/PKI dijadikan tempat perjuangan melawan PKI, tempat pertemua para ulama, pertahanan dan perlindungan, serta dapur umum. Sekarang berfungsi sebagai masjid dan madrasah.
Mesjid Cipari Wanaraja merupakan mesjid kuna berupa bangunan kolonial, berdenah empat persegi panjang berukuran 30 m x 10 m dengan lantai ditinggikan ± 1 m. Memiliki atap genteng dengan dinding tembok beton; 3 pintu kaca dan kayu bagian bawahnya berukuran 2 m x 1 m; 5 anak tangga menuju pintu masuk; 40 jendela kaca berkuran 120 cm x 60 cm (bawah) dan 100 cm x 60 cm (atas) dalam façade bagunan berjejer di samping kiri-kanannya dengan ventilasi beton; menara beton di atas atap; dan tangga menuju menara berada dalam 2 ruangan di bagian belakang bangunan (kiri dan kanan).
Bangunan Masjid/ pesantren ini berada kini telah dibangun rumah-rumah pengelola mesjid dan madrasah, rumah masyarakat umum, serta sarana publik lainnya, bangunan ini memiliki nilai sejarah dan arkeologis peninggalan dari masa Hindia-Belanda, maka perlu dilakukan penataan yang sesuai sebagai benda cagar budaya dan masyarakat perlu disosialisasikan dan diinformasikan upaya pelestarian bangunan kuno untuk mengantisipasi pembangunan masjid yang akan menghilangkan nilai sejarah-arkeologisnya.


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya mw membeli mengenai sejarah Masjid Cipari, untuk data skripsi sya! sya udah bolak balik ke lokasi tpi informasinya tidak detail orng2 yg brsangkutan hnya menceritakan yang penting2nya saja msih krang. Mohon d bantu ya. sya bsa membeli bukunya dimana pengrangnya siapa?