Kabuyutan Ciburuy terletak di dalam Kampung Ciburuy, Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong. Berada pada koordinat 48 M 0811595 dan UTM 9192745. Waktu yang diperlukan ± 1,5 jam dari Cileunyi Bandung sampai Terminal Ciawitali Kota Garut. Kemudian naik angkutan kota jurusan Bayongbong sekitar 30-50 menit. Dari jalan raya kecamatan dapat ditempuh dengan menggunakan ojeg ± 3 Km dengan tarif Rp. 3000,-. Kemudian berjalan kaki sedikit menurun beberapa saat untuk sampai di rumah adat Kabuyutan Ciburuy.
Kabuyutan Ciburuy berada pada tanah seluas 1 hektar, dan lingkungan dipagar kawat berduri yang di dalamnya ditumbuhi banyak pohon besar dan kecil yang beragam jenisnya. Lokasinya terletak di atas sebuah bukit di pinggir perkampungan, dengan batas-batas di Utara: Desa Sindangsari, Selatan: Desa Cicayur, Barat: Desa Saderang, Timur: Desa Batu Ageung.
Kabuyutan Ciburuy merupakan rumah adat Sunda periode klasik-Islam. Rumah adat ini berupa rumah panggung berkolong, berdinding bilik bambu dan beratap daun rumbia, berada dalam pagar bambu dan kawat berpintu gerbang tembok dan besi, terdiri dari 4 bangunan, yaitu: 1. Padaleman (rumah penyimpanan naskah kuno yang tertutup gedeg bambu berlapis 3 ruangan sebagai pertahanan dan pelestarian naskah tersebut); 2. Patemon (tempat musyawarah adat dan menerima tamu). Rumah tinggal berukuran sekitar 8 m x 6 m, berserambi 4 m x 8 m dengan 4 tiang bambu ± 4 m dan lantai palupuh yang ditinggikan ± 40 cm; 3. Saung lisung (tempat menumbuk padi) berukuran 9 m x 3 m, berdinding bilik setengah terbuka, lantai tanah, tanpa daun pintu; dan 4. Leuit (lumbung padi) berukuran 4m x 2,5 m dengan tinggi kolong ± 1m.
Kampung Ciburuy tersimpan pula benda-benda pusaka yang terdiri dari naskah-naskah berbahasa Sunda Kuna yang ditulis di atas daun lontar dan nipah, senjata: keris, golok, kujang gobang, seperangkat gamelan, peninggalan Prabu Siliwangi dan anaknya (Prabu Kiansantang) karena kedua tokoh tersebut mempunyai ilmu dan kesaktian yang tinggi, maka benda-benda peninggalannya merupakan benda pusaka yang mempunyai kekuatan gaib yang bertuah. Konon ada peninggalan kedua tokoh tersebut berupa satu keris di tempat pertarungan. Keris tersebut diamanatkan harus ditancapkan pada sebuah batu yang akhirnya mengeluarkan air.
Kampung Ciburuy dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat keramat, dan masih dilakukan upacara tradisi “Seba”, yaitu upacara pencucian benda-benda pusaka peninggalan Prabu Siliwangi dan Kiansantang. Sebagai tanda penghormatan kepada arwah-arwah leluhur yaitu Prabu Siliwangi dan Kian Santang dan untuk mohon maaf kepada roh leluhur tersebut apabila ada kekurangan atau, kealpaan di dalam merawat dan menjaga benda-benda pusaka tersebut. Upacara berlangsung pada setiap hari Rabu, Minggu ke-3 Bulan Muharam, pada malam kamis pukul 19.30 WIB atau setelah waktu shalat Isya, yang dipimpin oleh kuncen Ciburuy.
Kabuyutan Ciburuy telah menjadi objek wisata, karena upacara tradisi Seba tersebut banyak yang datang untuk menyaksikannya. Ditunjang pula dengan telah ada angkutan umum berupa angkutan kota dan ojeg. Fasilitas MCK, tempat istirahat bagi pengunjung, dan mushola.
11.25.2008
Kabuyutan Ciburuy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar