Saya sedang online, silahkan masuk

11.25.2008

Kabupaten Sumedang

Kabupaten Sumedang, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di Utara, Kabupaten Majalengka di Timur, Kabupaten Garut di Selatan, Kabupaten Bandung di Barat Daya, serta Kabupaten Subang di Barat.

Kabupaten Sumedang terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Kota Sumedang adalah ibukota kabupaten ini, terletak sekitar 45 km dari Kota Bandung. Kota ini meliputi kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan. Sumedang dilintasi jalur raya Bandung-Cirebon.
Luas wilayah Kabupaten Sumedang mencapai 15.220 Ha, dengan jumlah penduduk sekitar 928.353 Jiwa Kabupaten Sumedang dikenal sebagai daerah agraris dimana sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sebagian besar wilayah Sumedang adalah pegunungan, kecuali di sebagian kecil wilayah utara berupa dataran rendah. Gunung Tampomas (1.684 m), berada di utara kota Sumedang.
Menurut sejarah pada mulanya Kabupaten Sumedang adalah sebuah kerajaan di bawah kekuasaan Raja Galuh. Didirikan oleh Prabu Adji Putih Seiring dengan perubahan zaman dan kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa perubahan. Semula kerajaan tersebut bernama Kerajaan Tembong Agung (Tembong artinya nampak dan Agung artinya luhur) dipimpin oleh Prabu Guru Adji Putih pada abad ke XII. Kemudian pada masa zaman Prabu Tadjimalela, diganti menjadi Himbar Buana, yang berarti menenrangi alam, dan kemudian diganti lagi menjadi Sumedang Larang (Sumedang berasal dari Insun Medal/Insun Medangan yang berarti aku dilahirkan, dan larang berarti sesuatu yang tidak ada tandingnya). Pendapat lain menyatakan bahwa Sumedang berasal dari dua kata yaitu ’su’ dan ’medang’. Kata ’su’ berarti indah, dan bagus, sedangkan ’medang’ berarti kota, permukiman. Sehingga Sumedang berarti permukiman yang bagus atau indah.
Sumedang Larang mengalami masa kejayaan pada waktu dipimpin oleh Pangeran Angka Wijaya dan Prabu Geusan Ulun sekitar tahun 1580 dan dikenal luas hingga ke pelosok Jawa Barat dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah Selatan sampai dengan Samudera Hindia, wilayah Utara sampai Laut Jawa, wilayah Barat sampai dengan Sungai Cisadane, dan wilayah Timur sampai dengan Sungai Cipamali. Pada masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun pusat pemerintahan dipindah ke Dayeuh Luhur di bagian puncak Gunung Rengganis. Pada tahun 1601, Prabu Geusan Ulun meninggal dan digantikan oleh putranya R.Aria Suriadiwangsa. Pada masa pemerintahan R. Aria Suriadiwangsa pusat pemerintahan dipindah ke Tegal Kalong. Peristiwa lain yang cukup penting pada masa ini adalah pengakuan Kerajaan Sumedang Larang sebagai daerah kekuasaan Mataram Islam
Sumedang mempunyai ciri sebagai kota kuno Isalam di P. Jawa, yaitu terdapat alun-alun sebagai pusat yang dikelilingi Mesjid Agung, rumah penjara, dan kantor pemerintahan. Di tengah alun-alun terdapat bangunan yang bernama Lingga, tugu peringatan yang dibangun pada tahun 1922. Dibuat oleh Pangeran Siching dari Negeri Belanda dan dipersembahkan untuk Pangeran Aria Suriaatmadja atas jasa-jasanya dalam mengembangkan Kabupaten Sumedang. Lingga diresmikan pada tanggal 22 Juli 1922 oleh Gubernur Jenderal D. Folk Sampai saat ini Lingga dijadikan lambang daerah Kabupaten Sumedang dan tanggal 22 April diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Sumedang.


Tidak ada komentar: