Saya sedang online, silahkan masuk

11.25.2008

Gereja Santo Ignatius Cimahi

Semenjak tahun 1897, Cimahi telah dijadikan sebagai kot pusat pertahanan Jawa Barat sehingga Kota Cimahi lambat laun menjadi sebuah kota militer. Sekali sebulan kota ini dikunjungi oleh pastor dari Bandung untuk mempersembahkan misa bagi para tentara bersama keluarganya, sehingga dirasakan perlu untuk membangun sebuah gereja. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial Hindia Belanda membangun rumah peribadatan pertama di Cimahi dengan ukuran 8x16 meter.

Bangunan ini berarsitektur eropa (artdeco). Bangunan ini cukup baik dalam pemeliharaan untuk mempertahankan keasliannya, mulai dari bentuk, fungsi ruang, bentuk atap, dinding hingga warna cat orangye. Sedangkan pagar halaman telah mengalami perubahan atau penggatian (pagar besi). Seperti pada bangunan gereja, bangunan ini memiliki dinding cukup tinggi, pada bagian depan terdapat kaca dekoratif yang dibentuk setengah lingkaran dan pada bagian atasnya diberi lambang kelompok Kristen Santo Ignatius.
Setelah Indonesia merdeka bangunan peribadatan ini meskipun semula dimaksudkan untuk sarana peribadatan orang Belanda yang beragama Katolik yang bertugas di Cimahi, tetapi sekarang digunakan untuk masyarakat yang beragama Kristen yang ada di Cimahi dan sekitarnya.


Tidak ada komentar: