Di museum daerah Kabupaten Subang terdapat beberapa benda perunggu yang cukup unik dan sangat langka. Benda-benda tersebut ditemukan di wilayah Subang yang terdiri candrasa, kapak sepatu, dan bejana perunggu.
Dengan adanya artefak perunggu yang ditemukan di Subang menunjukkan bahwa masyarakat yang bermukim di Subang pada zaman prasejarah sudah mengenal teknologi logam. Di Indonesia pada umumnya, logam sudah dikenal sejak beberapa abad sebelum Masehi. Logam yang dikenal adalah perunggu dan besi. Khusus untuk perhiasan juga dikenal emas. Benda-benda perunggu yang ditemukan di Indonesia menunjukkan persamaan dengan temuan-temuan di Dong Son, Vietnam. Kesamaan itu baik pada bentuk maupun pola hiasnya. Keadaan ini memberikan satu gambaran bahwa antara Indonesia dengan Dong Son terjadi hubungan budaya.
Bejana perunggu yang ditemukan di Kampung Tangkil, Cintamekar, Sagalaherang, sekarang disipan di Museum Daerah SubangCandrasa yang ditemukan di Kampung Malang dan kapak sepatu yang ditemukan di Kampung Betok, Desa Nangerang, Kecamatan Binong merupakan tipe kapak yang juga pernah ditemukan di daerah lain. Candrasa merupakan salah satu tipe kapak dengan ciri tangkai pendek pada bagian pangkal melebar. Mata kapak tipis kedua ujungnya melebar melengkung ke dalam. Pelebaran kedua ujung mata kapak tidak sama. Beberapa candrasa yang pernah ditemukan berhias pola burung dengan paruh runcing, kaki mencengkeram kapak tipe candrasa. Tangkai berhias pola geometrik berupa pilin, garis-garis dan tangga. Selain di Jawa Barat, candrasa juga pernah ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Benda perunggu sangat langka yang ditemukan di Subang adalah bejana perunggu. Benda ini ditemukan di Kampung Tangkil, Desa Cintamekar, Kecamatan Sagalaherang. Benda ini ditemukan Bapak Maman di lahan sawahnya pada bulan Oktober 2006. Sebelumnya, benda sejenis ini ditemukan hanya dua buah, yaitu di Kerinci dan di Madura. Bejana perunggu berbentuk bulat panjang seperti periuk berleher panjang tetapi tipis. Di bagian tepi terdapat tonjolan yang di tengahnya berlobang, mungkin sebagai tempat tali untuk mengikat sebagaimana tempat ikan dari anyaman bambu yang diikatkan di pinggang.
Menilik ukurannya, bejana perunggu dari Kampung Tangkil merupakan yang terbesar yang selama ini ditemukan. Bejana sejenis yang ditemukan di Kerinci, Sumatera berukuran panjang 50,8 cm lebar 37 cm. Bejana yang ditemukan di Asemjaran, Sampang, Madura berukuran panjang 90 cm lebar 54 cm. Sedangkan bejana perunggu dari Kampung Tangkil berukuran panjang 92 cm lebar 58 cm. Ragam hias yang mendominasi bagian badan bejana perunggu adalah pola huruf J yang disusun berselang-seling tegak dan terbalik. Pada tonjolan di tepi badan berhias pola anyaman.
Bagi Museum Daerah Subang, koleksi benda ini sangat bernilai tinggi tidak hanya bagi sejarah budaya Subang tetapi juga untuk sejarah kebudayaan Indonesia. Benda-benda perunggu yang ditemukan di Subang khususnya bejana perunggu, merupakan benda kuna yang sangat langka. Hal itu menunjukkan bahwa Subang pada masa perundagian dihuni masyarakat yang berstatus sosial istimewa. Bagi pengembangan wisata khususnya wisata budaya masa lampau, koleksi bejana perunggu ini dapat dijadikan artefak master piece untuk wilayah Subang.
11.19.2008
Benda Perunggu Dari Subang Di Kota Bogor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar