c) Prasasti Kawali IV
alih aksara alih bahasa (artinya)
1. ini perti[ŋ] 1. ini pening-
2. gal nu atis 2. galan dari [yang] asti-
3. ti rasa aya ma nu 3. ti [dari] rasa yang ada, yang
4. nösi dayöh iwö 4. menghuni kota ini
5. ulah botoh bisi 5. jangan berjudi bisa
6. kokoro 6. sengsara
Di sebelah utara kelompok prasasti tersebut terdapat batu pelinggih (altar). Pada tengah-tengah halaman sisi utara terdapat Prasasti Kawali V yang memuat gambar telapak tangan, telapak kaki, dan goresan membentuk kotak-kotak. Prasasti Kawali V berbunyi añana Pada bagian halaman ini terdapat sebaran batu berdiri (menhir) dan beberapa makam.
Pada halaman ketiga, yaitu halaman paling bawah dan paling luar, terdapat beberapa batu berdiri. Dua buah batu berdiri di antaranya berinskripsi Saŋ hiyaŋ liŋ ga hyaŋ (Prasasti Kawali III) dan Saŋ hiyaŋ liŋ ga biŋba (Prasasti Kawali IV). Kedua prasasti tersebut terletak di bagian barat sisi utara. Di sebelah timur kedua prasasti itu terdapat batu berdiri dan yoni yang disebut Batu Pangentengan.
Dalam tradisi masyarakat setempat, Situs Astana Gede Kawali dikenal sebagai peninggalan sejarah masa kerjaan Galuh, sekitar abad ke-13 Masehi. Daerah Kawali tersebut merupakan pusat pemerintahan. Raja yang pertama kali memerintah adalah Prabu Aji Guna Linggawisesa dikenal dengan nama Lumaling Kidil. Prabu Aji Guna Linggawisesa kemudian digantikan oleh Prabu Raga Mulya atau Aki Kolot, setelah itu Prabu Lingga Buana. Dalam peristiwa Bubat, Prabu Lingga Buana gugur, dia lalu digantikan Rahyang Niskala Wastukencana anak Rahyang Wastukencana. Setelah Wastukencana meninggal kerjaan Galuh dibagi lagi yaitu Galuh di bawah pemerintahan Ningrat Kencana atau Dewa Niskala dengan ibu kota di Kawali dan Sunda di bawah pemerintahan Susuk Tunggal. Keadaan seperti ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1482 M, kedua kerajaan yang pecah tersebut disatukan kembali oleh Prabu Siliwangi dan dipindahkanlah ibukotanya ke Kawali.
Situs Astana Gede Kawali sudah dikenal sebagai objek wisata, meskipun yang datang kebanyakan dari daerah sekitar. Objek peninggalan arkeologis berupa prasasti yang ada di situs ini merupakan peninggalan penting bagi masyarakat Sunda khususnya. Beberapa prasasti berisi ajaran moral Prabu Raja Wastu. Ajaran tersebut masih tetap relevan hingga sekarang.
Situs Kawali sangat menarik untuk dikembangkan sebagai objek wisata budaya, karena cukup lengkap ragam tinggalan budayanya juga kandungan nilai-nilai luhur terutama pada prasasti-prasasti yang ada. Untuk itu dalam rangka meningkatkan arus kunjungan wisatawan ke Situs Astana Gede Kawali, pemerintah daerah setempat hendaknya melengkapi dengan Rumah Informasi di Situs Astana Gede Kawali.
11.25.2008
Prasasti Kawali IV
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar