Saya sedang online, silahkan masuk

11.25.2008

Observatorium Boscha

Observatorium Boscha berada di Kampung Boscha, Desa Lembang, Kecamatan Lembang. Terletak 10 km dari Kota Bandung dan 2 km dari Kota Lembang. Observatorium Boscha secara geografis berada pada 107º36'962" dan 06º 49'475" dan pada ketinggian 1320 m di atas permukaan laut.

Lokasi Observatorium Boscha yang sekarang ini merupakan hasil penelitian pada masa Pemerintahan Hindia-Belanda selama ± 2 tahun (1919-1922) yang dilakukan di seluruh wilayah Indonesia untuk menentukan lokasi yang tepat bagi peropongan bintang, maka terpilihnya area Observasi Boscha ini, karena :
• Tepat pada celah perbintangan yang sangat tepat untuk melihat gugus galaksi sisi selatan
• Topografi Lembang pada posisi relatif aman
• Di Bandung akan dibangun sebuah perguruan tinggi (ITB) yang memiliki Jurusan Astronomi.
Observatorium Boscha resmi berdiri pada 1 Januari 1923, atas prakarsa dan penyandang dana utama K.A.R Boscha, yang namanya diambil sebagaai nama observatorium tersebut. Juga dukungan dari pemerhati ilmu pengetahuan alam yang terdiri atas ilmuwan (di Hindia-Belanda, maupun di Belanda), usahawan, serta anggota dewan pemerintahan Hindia-Belanda, yang menunjukkan perhatian luar biasa pada ilmu pengetahuan alam dan pendidikan,
Pada 7 Juni 1928 Boscha menyerahkan teropong Refraktor ganda zeiss 60 cm yang selama beberapa dekade berikutnya merupakan teropong terbesar ketiga di belahan bumi selatan. Teropong zeiss ini ditempatkan pada bangunan rumah yang bentuknya menyerupai kubah, yang pada dinding luar berupa kolom-kolom bentuk geometris salah satu ciri artdeco. Teropong zeiss sampai sekarang masih pada tempatnya. Bangunan dengan langgam ini banyak ditemui di Bandung yang didirikan pada sekitar tahun 1920 hingga 1930-an.
Sepanjang sepuluh tahun pertama Observatorium Boscha berhasil memberikan kontribusi ilimiah yang diakui dunia internasional, baik dari segi jumlah maupun kualitas pengamatan. Kontribusi ilmiah tersebut terutama dalam topik bintang ganda dan penentuan garis bujur (koordinat) di bumi. Aktivitas observatorium Bosscha yang tak kalah penting adalah pelayanan informasi bagi pengunjung, yang masih berlangsung sampai sekarang. Masyarakat banyak mengunjungi observatorium ini untuk tujuan wisata maupun pendidikan, dan mereka dianjurkan untuk datang pada sore hingga malam agar dapat melihat gugusan bintang bimasakti.
Status kepemilikan Observatorium Boscha pada tahun 1923-1928 oleh K.A.R Bosscha, tahun 1928-1951 oleh Nederlandch-Indiche Strerrenkundigr Vereeniging (NISV) atau Asosiasi Ilmu Bintang Hindia-Belanda yang berdiri tahun 1920 di Bandung dan tahun 1951-sekarang oleh FIPIA UI, ITB (via depdikbud RI dan Depdiknas RI).
Sedangkan pengelola Observatorium Bosscha pada tahun 1923-1951 oleh NISV, tahun 1951-2001 oleh ITB dan 2001-sekarang oleh Departemen Astronomi ITB. Observatorium Boscha telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM.51/0T.007/MKP/2004.
Observatorium Boscha merupakan satu-satunya tempat di Jawa Barat yang dapat dijadikan sebagai pilihan wisata pendidikan, khususnya di bidang ilmu astronomi, selain itu obervatorium Boscha merupakan situs/benda cagar budaya yang pemanfaatannya dari masa Hindia-Belanda hingga sekarang masih sama yaitu sebagai tempat peneropongan bintang. Maka pengunjung dapat mengetahui bagaimana perkembangan sejarah ilmu perbintangan (astronomi) di Indonesia, khususnya Jawa Barat dan dapat menambah pengetahuan dengan melihat dan mengamati gugusan bintang-bintang. Letak observatorium Boscha berada di daerah pegunungan di kawasan Lembang dengan lingkungan alam yang sejuk, letaknya yang relatif dengan dari Kota Bandung Jakarta, dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan datang berkunjung ke Boscha. Lingkungan kawasan Boscha ini kini mengalami pembangunan yang pesat sehingga banyak dibangun pemukiman penduduk yang menimbulkan dampak yang kurang baik terhadap kegiatan peneropongan bintang akibat cahaya lampu dari pemukiman penduduk.


Tidak ada komentar: